Jumat, 17 Juni 2016

Penerapan Teknologi Web Service

Penerapan Teknologi Web Science
Untuk Integrasi Layanan Puskesmas dan Rumah Sakit
  
Pada kesempatan kali ini saya ingin menjelaskan sedikit mengenai contoh aplikasi web service pada aplikasi untuk reservasi dan penjualan direstoran. Jika ada yang merasa dirugikan pada penulisan ini, mohon maaf, karena penulisan ini dibuat semata-mata hanya untuk memenuhi tugas dari perkuliahan saja.


Perancangan Sistem
Sistem yang akan dibangun dalam penelitian ini adalah sistem berbasis web yang dirancang untuk berfungsi menangani sistim informasi integrasi layanan puskesmas dan rumah sakit dengan menggunakan arsitektur web service.
Aplikasi pada system terbagi atas :
1. Aplikasi untuk rumah sakit umum menggunakan ASP.NET
2. Aplikasi untuk Asri Medical Center menggunakan PHP
Metode yang digunakan untuk pengembangan system dalam penelitian ini adalah menggunakan Metode Prototipe. Tujuan pemberdayagunaan Web service dalam sistem ini agar rumah sakit rujukan baik itu rumah sakit asri medical center maupun rumah sakit umum saling terintegrasi informasi dengan rumah sakit pemberi rujukan (puskesmas) sehingga dapat melakukan distribusi informasi baik informasi dokter, fasilitas, dan lain-lain dalam rangka memenuhi pelayanan terhadap masyarakat / pasien. Sehingga dengan demikian puskesmas dapat melakukan proses rujukan pasien pada rumah sakit rujukan. Demikian sebaliknya rumah sakit rujukan dapat melayani dan memberikan informasi layanan yang dimiliki rumah sakit tersebut dalam memenuhi kebutuhan pasien.
 
Rancangan Model Arsitektur Sistem
Rancangan untuk arsitektur aplikasi yang akan dibangun dengan menggunakan Web Services ini mempunyai dua akses terdapat database pada masing-masing rumah sakit. Akses yang ada adalah send dan request, komunikasi yang terjadi adalah dua arah dimana pada sisi konsumen dapat melakukan permintaan-permintaan dengan paramater tertentu dan melakukan pengiriman-pengiriman data dengan paramater tertentu dengan melalui Web Services. Kemudian pada Web Services itu sendiri diteruskan ke database pada masing-masing rumah sakit. Gambar 2 adalah gambar arsitektur integrasi layanan puskesmas dan rumah sakit.

Implementasi 
  • Implementasi Web service Berbasis ASP.NET
Dalam proses pembuatan Web Services berbasis ASP.NET terdapat beberapa services atau fungsi-fungsi yang dibuat untuk mengakses database SQL Server. Services-services tersebut yang nantinya dipanggil dan digunakan untuk membangun sistem integrasi layanan puskesmas dan rumah sakit berbasis Web Services.
Proses integrasi sistem dengan Web Services berbasis asp ini dapat dilakukan dengan penggunaan dokumen WSDL yang dapat diakses pada alamat WSDL-nya http://192.168.1.100:8080/wsrs/Service.asmx?WSDL dan hasil dari skema WSDLnya ditunjukkan pada gambar dibawah ini.


  
  • Implementasi Web service Berbasis PHP
Dalam proses pembuatan Web Services berbasis PHP dan database mySQL, terdapat beberapa services atau funggsi-fungsi yang sama dengan Web Services yang dibuat dengan ASP. NET. Beberapa iungsi yang terbentuk adalah sama dengan fungsi yang terbentuk pada hasil pembuatan Web Services berbasis ASP NET. Berikut ini merupakan kumpulan services yang berbasis PHP dan mengakses database mySQL yang ditunjukkan pada gambar 10.
 
  
Hasil Integrasi Web Services 
Sistem yang telah dikembangkan merupakan integrasi dari dua rumah sakit yang kemudian disatukan menjadi sebuah sistem yang terintegrasi dengan menggunakan teknologi Web Services dan XML. Kedua sistem integrasi layanan pada dua rumah sakit tersebut tersebut menggunakan teknologi Web Services yang berbeda, dan database yang berbeda pula. Rumah sakit AMC menggunakan mySQL sebagai databasenya, dan PHP sebagai Web Servicesnya. Kemudian untuk Rumah sakit umum menggunakan SQL Server sebagai databasenya, dan ASP.NET sebagai tool untuk membuat Web Services nya.
Proses Pencarian integrasi layanan puskesmas dan rumah sakit
Pencarian integrasi layanan informasi merupakan halaman awal yang ditampilkan ketika client tersebut diakses menggunakan web browser. Halaman pencarian berisi pencarian layanan informasi berdasarkan kriteria tertentu, dan kemudian disajikan pada gambar 13.




Halaman Input Data Pasien
Setelah pengguna melakukan pemilihan kriteria kelengkapan rumah sakit maka pengguna diharuskan mengisi data-data pasien yang mendaftar pada rumah sakit rujukan tersebut pada sebuah form, disajikan dalam gambar 14.





Sumber :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=369262&val=4511&title=Penerapan%20Teknologi%20Web%20Service%20%20Untuk%20Integrasi%20Layanan%20Puskesmas%20dan%20Rumah%20Sakit

Senin, 04 April 2016

Pengantar Web Science

Bidang ini mempelajari hubungan antara manusia dan teknologi, bagaimana masyarakat dan teknologi berkembang bersama, serta dampak hubungan ini terhadap masyarakat yang lebih luas. Ilmu web merupakan bidang antar-disiplin yang menggabungkan penelitian dari berbagai disiplin ilmu, seperti sosiologi, ilmu komputer, ekonomi, dan matematika. Web sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang dalam perkembangannya hingga sekarang antara lain :
1.      Web 1.0 ( 1989 – 2000  )
2.      Web 2.0 ( 2001 – 2010 )
3.      Web 3.0 ( 2011 – Sekarang )
Disini saya akan membahas materi web pada Generasi ketiga dari web yang biasa dikenal dengan semantik web memiliki format portabel personal web. Semantic web merupakan gagasan dimana suatu data di web yang didefinisikan dan dihubungkan sedemikian rupa sehingga bisa digunakan oleh mesin, bukan hanya ditampilkan saja tetapi juga untuk tujuan otomatisasi, integrasi dan penggunaan kembali data antar aplikasi. Dengan gagasan ini diharapkan informasi memiliki arti yang terdefinisi secara lebih baik dengan mengupayakan persamaan persepsi antara konsep-konsep yang ada, sehingga memungkinkan manusia dan komputer bekerja lebih optimal. Ontologi menjadi konsep utama penentuan domain di dalam konteks semantic web. Dalam suatu sistem, ontologi merupakan spesifikasi yang jelas tentang serangkaian konsep yang menjelaskan sebuah wilayah pengetahuan tertentu yang dipakai bersama-sama oleh para pengguna sistem.
Semantik web di mana menggunakan teknologi Artificial Inteligence beserta algoritma-algoritma di dalamnya guna mempersonalisasi mesin dengan usernya. Pada web generasi ketiga ini teknologi yang digunakan adalah Resource Description Framework (RDF). Teknologi RDF ini memungkinkan web mengumpulkan berbagai metadata dari metode penggunaan yang digunakan oleh user dan memprosesnya dalam bentuk kustomisasi penggunaan seperti yang biasa digunakan oleh user. Data Web memungkinkan tingkatan baru dari data integrasi dan interoperabilitas aplikasi, membuat data sebagai terbuka dan dapat diakses linkable sebagai halaman Web. Data Web merupakan langkah pertama pada path penuh terhadap semantik Web. Pada tahap Data Web, fokus pada prinsipnya adalah membuat struktur data yang tersedia menggunakan RDF.
Beberapa format diantaranya dan spesifikasi yang dikenal Semantic Web yaitu RDF (Resource Description Framework) dan OWL (Web Ontology Language). Salah satu tulang punggung dibalik technology Web 3.0 yaitu RDF yang mendefinisikan format metadata. RDF terdiri dari beberapa komposisi meliputi subject, predicate, dan object. Predicate menerangkan sudut pandang dari subject yang dijelaskan oleh object, sementara subject dan object merupakan entitas. Dengan RDF website dapat menyimpan dan melakukan pertukaran informasi antar web.
Definisi dari Resource Description Framework(RDF)
Disini saya akan menerangakan apa itu Resource Description Framework(RDF). RDF adalah salah satu dari teknologi Web Semantik. RDF (Resource Description Framework) merupakan bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan metadata. RDF mendukung interoperabilitas antar aplikasi yang mempertukarkan informasi yang bersifat machine undestandable pada web. Semantic web terdiri dari data yang ditulis dalam bahasa yang ditulis dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh mesin seperti RDF. RDF menggunakan graf untuk merepresentasikan kumpulan pernyataan. Tulisan ini membahas penyajian metadata dalam konsep ontologi dengan menggunakan Resource Description Framework (RDF) dengan menggunakan sintaks berbasis XML sehingga biasa disebut RDF/XML.
RDF merupakan model standar untuk pertukaran data pada web. Menurut Liang Yu pada bukunya yang berjudul A Developer’s Guide to the Semantic Web, RDF merupakan sebuah bahasa untuk merepresentasikan informasi tentang resource yang ada di dunia. RDF merupakan framework untuk merepresentasikan informasi yang terdapat pada web (Konsep RDF).  RDF merupakan tujuan utama bahasa untuk merepresentasikan informasi yang terdapat didalam web (RDF Syntaxt, RDF Schema). Berikut merupakan contoh bentuk RDF.
<?xml version="1.0"?>
<RDF>
<Description
about="http://www.w3schools.com/rdf">
<author>Jan Egil Refsnes</author>
<homepage>http://www.w3schools.com</h
omepage>
</Description>
</RDF>
Pada RDF diatas terdapat beberapa komponen-komponen yang menyusunnya antara lain. Resource yang digunakan pada RDF tersebut adalah http://www.w3schools.com/rdf yang merupakan URI. Terdapat juga property yaitu author dan juga homepage, pada property tersebut juga mempunyai nilai yang disebut dengan property value. Property value untuk author adalah Jan Egil Refsnes dan property value untuk homepage adalah http://www.w3schools.com. Dari komponen-komponen tersebut dapat dibentuk menjadi statement antara lain. Statement 1 : http://www.w3schools.com/rdf memiliki author yaitu Jan Egil Refsnes. Pada statement ini terdapat 3 komponen yaitu subjek, dimana yang menjadi subjek adalah resource yang ada pada RDF yaitu http://www.w3schools.com/rdf. Sedangkan yang berfungsi sebagai predikat adalah property yang terdapat pada RDF yaitu author. Serta objek adalah property value yaitu Jan Egil Refsnes. Statement 2 : http://www.w3schools.com/rdf memiliki homepage yaitu http://www.w3schools.com Pada statement tersebut memiliki komponen-komponen yang sama yaitu subjek predikat dan objek sesuai dengan statement tersebut.
Penulisan RDF
Dokumen RDF ditulis dalam XML. Bahasa XML yang digunakan oleh RDF disebut RDF / XML. Dengan menggunakan XML, informasi RDFdengan mudah dapat dipertukarkan antara berbagai jenis komputer menggunakan berbagai jenis sistem operasi dan bahasa aplikasi.
Hubungan RDF dengan Semantic web
Bahasa RDF adalah bagian dari Kegiatan Semantic Web W3C. W3C “Visi Semantic Web” adalah masa depan di mana :
  • Informasi Web memiliki arti yang tepat
  • Informasi Web dapat dipahami dan diproses oleh komputer
  • Komputer dapat mengintegrasikan informasi dari web
Manfaat Resource Description Framework (RDF)
Manfaat dari Resource Description Framework sendiri ada banyak seperti dibawah ini :
  • Dengan menyediakan kerangka kerja yang konsisten, Resource Description Framework   ( Rdf ) akan mendorong pemberian metadata tentang sumber daya Internet.
  • Karena Resource Description Framework ( Rdf ) juga mencakup standar sintaks untuk menggambarkan dan query data, maka perangkat lunak yang memanfaatkan metadata akan lebih mudah menjalankanya dan lebih cepat untuk menghasilkannya.
  • Standarisasi sintaks dan kemampuan permintaan akan memungkinkan aplikasi untuk bertukar informasi dengan lebih mudah.
  • Mesin pencari akan mendapatkan hasil yang lebih tepat dari pencarian, berdasarkan metadata bukan pada indeks yang berasal dari pengumpulan teks lengkap.
  • Para pengembang perangkat lunak akan memiliki data yang lebih tepat untuk bekerja dengan lebih cerdas.
Cara Kerja RDF
Sebuah sumber daya Internet didefinisikan sebagai semua sumber daya dengan Uniform Resource Identifier ( Uri ). Ini termasuk Uniform Resource Locators ( Url ) yang mengidentifikasi seluruh situs Web serta halaman Web tertentu. Seperti tag Meta pada Html saat ini , laporan deskripsi Resource Description Framework ( Rdf ), terbungkus sebagai bagian dari bagian Extensible Markup Language ( Xml ), dapat dimasukkan dalam halaman web ( yaitu,file  Hypertext Markup Language – Html – ) atau bisa dalam file yang terpisah.
Aturan RDF
  • RDF Resource adalah segala sesuatu yang berisi URI seperti
  • Property adalah resource yang memiliki nama, contoh “pemilik” atau “blog”
  • Property Value adalah nilai dari property, seperti “Leyser Timang” atau dapat juga berupa resource.
  • Resource Description Framework (RDF) adalah spesifikasi yang dibuat oleh W3C sebagai metode umum untuk memodelkan informasi dengan menggunakan sekumpulan format sintaks. Ide dasar dari RDF adalah bagaimana kita dapat membuat pernyataan mengenai sebuah resource Web dalam bentuk ekpresi “Subjet-Predikat-Objek”. Dalam terminology RDF, SPO ini seringkali disebut dengan istilah N-triple.
RDF Schema
  • RDF Schema dapat dipandang sebagai kamus data atau vocabulary untuk mendeskripsikan properties dan classes dari resources RDF.
  • Bisa dikatakan bahwa ketiganya mempunya fungsi yang saling berkaitan erat satu sama lain dalam membentuk RDF yaitu mengidentifikasi menggunakan web identifiers (URIs) dan menjabarkan resource dengan properties dan property values. Ketiga unsur ini kemudian dikombinasikan membentuk sebuah statement yang memiliki sebuah subjek, predikat dan objek.
Sumber :
https://cscug.wordpress.com/category/softskill-gunadarma/pengantar-web-science/
http://naeyla-izzah.blogspot.co.id/2011/10/web-30.html
http://ariep-budiman.blogspot.co.id/2013/03/rdf-resource-description-framework-pada.html
http://bie-wellca.blogspot.co.id/2013/03/web-semantic-web-owl-rdf-arsitektur-web.html
http://repository.akprind.ac.id/sites/files/conference-proceedings/2012/nurnawati_15434.pdf
http://repository.gunadarma.ac.id
/14/1/APLIKASI%20WEB%20SEMANTIK%20UNTUK%20PENCARIAN%20MATERI%20PERKUL

Sabtu, 02 April 2016

Pengalamatan Pada Instruksi Set Design

      Set instruksi berupa jenis teknik pengalamatan, system bust, CPU dn I/O Set Instruksi Mode & Format Pengalamatan. Operasi dari CPU ditentukan oleh instruksi-instruksi yang dilaksanakan atau dijalankan. Instruksi ini sering disebut sebagai instruksi mesi (Mechine Instruction) atau instruksi komputer (Computer Instruction). Kumpulan dari instruksi-instruksi yang berbeda yang dapat dijalankan oleh CPU disebut Set Instruksi (Instruction Set).
      Sebuah instruksi terdiri dari sebuah opcode, biasanya bersama dengan beberapa informasi tambahan seperti darimana asal operand-operand dan kemana hasil-hasil akan ditempatkan. Subyek umum untuk menspesifikasikan di mana operand-operand berada (yaitu, alamat-alamatnya) disebut pengalamatan.
•    Metode Pengalamatan
      Metode pengalamatan merupakan aspek dari set instruksi arsitekturdi sebagian unit pengolah pusat (CPU) desain yang didefinisikan dalam set instruksi arsitektur dan menentukan bagaimana bahasa mesinpetunjuk dalam arsitektur untuk mengidentifikasi operan dari setiap instruksi.. Sebuah mode pengalamatan menentukan bagaimana menghitung alamat memori yang efektif dari operand dengan menggunakan informasi yang diadakan di registerdan / atau konstanta yang terkandung dalam instruksi mesin atau di tempat lain.
•    Jenis-jenis metode pengamatan
1.    Direct Absolute (pengalamatan langsung)
| load | reg address| | Load | reg | alamat
Alamat address = Efektif seperti yang diberikan dalam instruksi)
Hal ini membutuhkan ruang dalam sebuah instruksi untuk cukup alamat yang besar.. Hal ini sering tersedia di mesin CISC yang memiliki panjang instruksi variabel, seperti x86.. Beberapa mesin RISC memiliki Literal khusus Atas instruksi Load yang menempatkan sebuah 16-bit konstan di atas setengah dari register.
2.    Immidiate
Bentuk pengalamatan ini yang paling sederhana
•    Operand benar-benar ada dalam instruksi atau bagian dari instruksi = operand sama dengan field alamat
•    Umumnya bilangan akan disimpan dalam bentuk kompleent dua
•    Bit paling kiri sebagai bit tanda
3.    Indirect Register
Keterbatasan field alamat  diatasi dengan pengaksesan memori yang tidak langsung sehingga alamat yang dapat direferensi makin banyak Dalam satu siklus pengambilan dan penyimpanan, mode pengalamatan register tidak langsung hanya menggunakan satu referensi memori utama sehingga lebih cepat daripada mode pengalamatan tidak langsung.
4.    Indirect- Memori
Salah satu mode pengalamatan yang disebutkan dalam artikel ini bisa memiliki sedikit tambahan untuk menunjukkan pengalamatan tidak langsung, yaitu alamat dihitung menggunakan modus beberapa sebenarnya alamat dari suatu lokasi (biasanya lengkap kata) yang berisi alamat efektif sebenarnya.
5.    Register
Pada beberapa komputer, register dianggap sebagai menduduki 16 pertama 8 atau kata-kata dari memori (misalnya ICL 1900, DEC PDP-10).. Ini berarti bahwa tidak perlu bagi yang terpisah “Tambahkan register untuk mendaftarkan” instruksi – Anda hanya bisa menggunakan “menambahkan memori untuk mendaftar” instruksi.
6.    Index
Indexing adalah field alamat mereferensi alamat memori utama, dan register yang direferensikan berisi pemindahan positif dari alamat tersebut
7.    Base index
Base index, register yang direferensi berisi sebuah alamat memori, dan field alamat berisi perpindahan dari alamat itu Referensi register dapat eksplisit maupun implicit.Memanfaatkan konsep lokalitas memori.
8.    Base Index Plus Offset
Offset biasanya nilai 16-bit masuk (walaupun 80386 diperluas ke 32 bit). Jika offset adalah nol, ini menjadi contoh dari registerpengalamatan tidak langsung, alamat efektif hanya nilai dalam register dasar.
9.    Relatif
Pengalamatan Relative, register yang direferensi secara implisit adalah program counter (PC)Alamat efektif didapatkan dari alamat instruksi saat itu ditambahkan ke field alamat Memanfaatkan konsep lokalitas memori untuk menyediakan operand-operand berikutnya.
•    Set Instruksi
    Set instruksi (instruction set) adalah sekumpulan lengkap instruksi yang dapat di mengerti oleh sebuah CPU, set instruksi sering juga disebut sebagai bahasa mesin (machine code), karna aslinya juga berbentuk biner kemudian dimengerti sebagai bahasa assembly, untuk konsumsi manusia (programmer), biasanya digunakan representasi yang lebih mudah dimengerti oleh manusia.
    Sebuah instruksi terdiri dari sebuah opcode, biasanya bersama dengan beberapa informasi tambahan seperti darimana asal operand-operand dan kemana hasil-hasil akan ditempatkan. Subyek umum untuk menspesifikasikan di mana operand-operand berada (yaitu, alamat-alamatnya) disebut pengalamatan.
Di dalam sebuah instruksi terdapat beberapa elemen-elemen instruksi:
1.    Operation code (op code)
2.    Source operand reference
3.    Result operand reference
4.    Next instruction preference
•    ELEMEN-ELEMEN DARI INSTRUKSI MESIN (SET INSTRUKSI)
1. Operation Code (opcode) : menentukan operasi yang akan dilaksanakan
2. Source Operand Reference : merupakan input bagi operasi yang akan dilaksanakan
3. Result Operand Reference : merupakan hasil dari operasi yang dilaksanakan
4. Next instruction Reference : memberitahu CPU untuk mengambil (fetch) instruksi berikutnya setelah instruksi yang dijalankan selesai. Source dan result operands dapat berupa salah satu diantara tiga jenis berikut ini:
a. Main or Virtual Memory
b. CPU Register
c. I/O Device
•    DESAIN SET INSTRUKSI
Desain set instruksi merupakan masalah yang sangat komplek yang melibatkan banyak aspek, diantaranya adalah:
1.    Kelengkapan set instruksi
2.    Ortogonalitas (sifat independensi instruksi)
3.    Kompatibilitas : – Source code compatibility – Object code Compatibility
Selain ketiga aspek tersebut juga melibatkan hal-hal sebagai berikut:
1.    Operation Repertoire: Berapa banyak dan operasi apa saja yang disediakan, dan berapa sulit operasinya
2.    Data Types: tipe/jenis data yang dapat olah Instruction Format: panjangnya, banyaknya alamat, dsb.
3.    Register: Banyaknya register yang dapat digunakan 4.Addressing: Mode pengalamatan untuk operand
•    FORMAT INSTRUKSI
Suatu instruksi terdiri dari beberapa field yang sesuai dengan elemen dalam instruksi tersebut. Layout dari suatu instruksi sering disebut sebagai Format Instruksi (Instruction Format).
•    OPCODE OPERAND REFERENCE OPERAND REFERENCE JENIS-JENIS OPERAND
- Addresses (akan dibahas pada addressing modes)
- Numbers : – Integer or fixed point – Floating point – Decimal (BCD)
- Characters : – ASCII – EBCDIC
- Logical Data : Bila data berbentuk binary: 0 dan 1
•    TRANSFER DATA
- Menetapkan lokasi operand sumber dan operand tujuan.
- Lokasi-lokasi tersebut dapat berupa memori, register atau bagian paling atas daripada stack.
- Menetapkan panjang data yang dipindahkan.
- Menetapkan mode pengalamatan.
-Tindakan CPU untuk melakukan transfer data adalah :
a. Memindahkan data dari satu lokasi ke lokasi lain.
b. Apabila memori dilibatkan :
1. Menetapkan alamat memori.
2. Menjalankan transformasi alamat memori virtual ke alamat memori aktual.
3. Mengawali pembacaan / penulisan memori
Operasi set instruksi untuk transfer data :
* MOVE : memindahkan word atau blok dari sumber ke tujuan
* STORE : memindahkan word dari prosesor ke memori.
* LOAD : memindahkan word dari memori ke prosesor.
* EXCHANGE : menukar isi sumber ke tujuan.
* CLEAR / RESET : memindahkan word 0 ke tujuan.
* SET : memindahkan word 1 ke tujuan.
* PUSH : memindahkan word dari sumber ke bagian paling atas stack.
* POP : memindahkan word dari bagian paling atas sumber
•    CONTROL SYSTEM
Hanya dapat dieksekusi ketika prosesor berada dalam keadaan khusus tertentu atau sedang mengeksekusi suatu program yang berada dalam area khusus, biasanya digunakan dalam sistem operasi. * Contoh : membaca atau mengubah register kontrol.
•    JUMLAH ALAMAT (NUMBER OF ADDRESSES)
Salah satu cara tradisional untuk menggambarkan arsitektur prosessor adalah dengan melihat jumlah alamat yang terkandung dalam setiap instruksinya. Jumlah alamat maksimum yang mungkin diperlukan dalam sebuah instruksi :
1. Empat Alamat ( dua operand, satu hasil, satu untuk alamat instruksi berikutnya)
2. Tiga Alamat (dua operand, satu hasil)
3. Dua Alamat (satu operand merangkap hasil, satunya lagi operand)
4. Satu Alamat (menggunakan accumulator untuk menyimpan operand dan hasilnya)
Macam-macam instruksi menurut jumlah operasi yang dispesifikasikan :
1. O – Address Instruction
2. 1 – Addreess Instruction.
3. N – Address Instruction
4. M + N – Address Instruction
Macam-macam instruksi menurut sifat akses terhadap memori atau register :
1. Memori To Register Instruction
2. Memori To Memori Instruction
3. Register To Register Instruction

Sumber :
•    https://ekofitriyanto.wordpress.com/2013/10/30/177/set-instruksi/
•    https://ekofitriyanto.wordpress.com/2013/10/30/metode-pengalamatan/
•    http://www.academia.edu/7305083/Pengalamatan_dan_Set_Intruksi

Minggu, 26 Juli 2015

Kebudayaan Nasional


KEBUDAYAAN NASIONAL

     Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau yang sering kita sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan suatu bukti bahwa Indonesia merupakan merupakan negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa kita pungkiri, bahwa kita pungkiri bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan yang lebih global, yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari kebudayaan daerah yang ada di Negara tersebut. Kebudayaan Nasional Indonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yang terdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara.
     Maka atas dasar itulah segala bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruk terhadap budaya nasional, begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang bersumber dari kebudayaan daerah, akan sangat berpebgaruh pula terhadap kebudayaan daerah / kebudayaan lokal. Kebudayaan merupakan suatau kekayaan yang sangat benilai karena selain merupakan ciri khas dari suatu daerah juga mejadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan serta ciri khas suatu daerah, maka menjaga, memelihara dan melestarikan budaya merupakan kewajiban dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekayaan yang harus dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa.
Jenis-jenis Kebudayaan yang Ada di Indonesia
Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang mengandung nilai – nilai penting dan fundamental yang diwariskan dari generasi ke generasi. Warisan tersebut harus dijaga agar tidak luntur atauhilang sehingga dapat dipelajari dan dilestarikan oleh generasi berikutnya. Budaya secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :
    Budaya nasional
Budaya Nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Selain itu, budaya nasional juga diartikan sebagai gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut.
Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan daerah”.
    Budaya Daerah
Budaya Daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu.
Berikut ini adalah beberapa budaya Indonesia yang hilang, yaitu :
a.    Lagu Rasa Sayang-sayange diklaim oleh Pemerintah Malaysia.

Rasa Sayange atau Rasa Sayang-Sayange adalah lagu daerah yang berasal dari Maluku, Indonesia. Lagu ini merupakan lagu daerah yang selalu dinyanyikan secara turun-temurun sejak dahulu untuk mengungkapkan rasa sayang mereka terhadap lingkungan dan sosialisasi di antara masyarakat Maluku.
Lagu ini digunakan oleh departemen Pariwisata Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia, yang dirilis sekitar bulan Oktober 2007. Sementara Menteri Pariwisata Malaysia Adnan Tengku Mansor mengatakan bahwa lagu Rasa Sayange merupakan lagu kepulauan Nusantara (Malay archipelago)[1], Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu bersikeras lagu “Rasa Sayange” adalah milik Indonesia karena ia merupakan lagu rakyat yang telah membudaya di provinsi Maluku sejak leluhur, sehingga klaim Malaysia itu adalah salah.
b.    Desain Grafis Perak Asli Bali
Rasa terambilnya desain grafis perak asli Bali ini muncul ketika seorang warga bali yang menjaul hasil karyanya ke konsumen luar negeri. Namun tanpa diketahui, konsumen tersebut malah mematenkan hasil karya tersebut sebagai desain dari luar negeri, sehingga ketika warga Bali ini hendak mengekspor hasil karyanya ternyata dia harus beurusan dengan WTO karena dianggap telah melanggar Trade Related Intellectual Property Rights (TRIPs).
c.    Tari Reog Ponorogo dengan Tari Barongan Malaysia
Dikisahkan di dalam Asal Usul Reog Ponorogo telah terjadi pertempuran antara Raja Ponorogo dengan Singa Barong penjaga hutan Lodoyo. Pujangga Anom nama raja itu telah membangunkan dan membuat marah singa tersebut, karena mencuri 150 anak macan dari hutan Lodoyo. Anak-anak macan itu rencananya akan dia gunakan sebagai mas kawin pernikahannya dengan seorang puteri dari Raja Kadiri. Pertempuran antara Pujangga Anom dan singa penjaga hutan Lodoyo kemudian tak terelakkan. Kisah itu lalu menjadi legenda pada rakyat Ponorogo dan sekitarnya tentang keberanian dan ketabahan orang-orang Ponorogo dan diwujudkan dalam bentuk tarian Reog.
Dalam tarian Reog para penari bukan saja menampilkan gerakan-gerakan badan yang mempesona namun juga menyertakan suasana magis. Para penari dipercaya berada dalam keadaaan kesurupan meskipun yang sesungguhnya terjadi mereka mendahului tarian Reog dengan ritual puasa dan semedi. Adegan ketika seorang penari memanggul topeng besar berupa kepala singa yang di atasnya dihiasai dengan bulu merak adalah salah satu contoh kuatnya aroma magis tersebut.
Barongan Malaysia tidak seperti itu dan itulah yang membedakan tarian itu dengan Reog dari Ponorogo. Mungkin tema tariannya agak mirip meskipun harus dikatakan antara keduanya terdapat perberbedaan yang jauh. Namun andai pun dianggap mirip, hal itu hanya terletak pada temanya yang mengusung tema singa atau macan. Tema semacam itu juga bisa dijumpai dalam tarian Sisingaan dari Kuningan Jawa Barat dan Barongsai tarian khas Cina. Dan jika dilihat dari filosofinya, Barongan Malaysia cenderung bernuansa keagaamaan (penyebaran Islam) sementara filosofi Reog adalah keberanian dan ketabahan.
d.    Tempe yang diklaim oleh WN Jepang
Tercatat ada 19 paten tentang tempe, di mana 13 buah paten adalah milik AS, yaitu: 8 paten dimiliki oleh Z-L Limited Partnership; 2 paten oleh Gyorgy mengenai minyak tempe; 2 paten oleh Pfaff mengenai alat inkubator dan cara membuat bahan makanan; dan 1 paten oleh Yueh mengenai pembuatan makanan ringan dengan campuran tempe. Sedangkan 6 buah milik Jepang adalah 4 paten mengenai pembuatan tempe; 1 paten mengenai antioksidan; dan 1 paten mengenai kosmetik menggunakan bahan tempe yang diisolasi. Paten lain untuk Jepang, disebut Tempeh, temuan Nishi dan Inoue (Riken Vitamin Co. Ltd) diberikan pada 10 Juli 1986. Tempe tersebut terbuat dari limbah susu kedelai dicampur tepung kedele, tepung terigu, tepung beras, tepung jagung, dekstrin, Na-kaseinat dan putih telur.
e.    Makanan Daerah yang tergantikan oleh makanan dari Luar Negeri
Sekarang ini banyak sekali makanan daerah yang tergantikan terutama didaerah pariwisata. Sebenarnya tidak ada kerugian yang akan dialami oleh negara, namun jika dilaihat dari segi lain maka akan merugikan karena para penerus bangsa mendatang mungkin tidak akan tahu apa makanan daerah yang mereka miliki. Penyebab utamanya yaitu danya investor asing yang ingin memajukan perekonomian daerah pariwisata dengan membangun restoran cepat saji ataupun sejenis kedai junkfood. Masyarakat sekarang ini khususnya anak – anak muda, berpikir makanan daerah sudah ketinggalan jaman sehingga mereka berusaha untuk mengikuti tren yang ada. Semua itu tak lain juga akibat dari globalisasi apalagi sarana dan prasarana telah memadai bahkan terpenuhi.

A.    Hal-hal yang dapat dilakukan untuk melestarikan budaya
    Berikut beberapa hal yang dapat kita simak dalam rangka melestarikan budaya.
    Kekuatan
Keanekaragaman budaya lokal yang ada diIndonesia. Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapatdijadikan sebagai ke aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan budaya bangsa dimataInternasional.
    Kekhasan budaya Indonesia
Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat  yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki cirri khas yang unik.
    Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa.
Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.
a.    Kelemahan
    Kurangnya kesadaran masyarakat
Kesadaran masyarakat untuk menjaga budaya lokal sekarang ini masih terbilang minim. Masyarakat lebih memilih budaya asing yang lebih praktis dan sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini bukan berarti budaya lokal tidak sesuai dengan perkembangan zaman, tetapi banyak budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Budaya lokal juga dapat di sesuaikan dengan perkembangan zaman, asalkan masih tidak meningalkan cirri khas dari budaya tersebut.
    Minimnya komunikasi budaya
Kemampuan untuk berkomunikasi sangat penting agar tidak terjadi salah pahaman tentang budaya yang dianut. Minimnya komunikasi budaya ini sering menimbulkan perselisihan antarsuku yang akan berdampak turunnya ketahanan budaya bangsa.
    Kurangnya pembelajaran budaya
Pembelajaran tentang budaya, harus ditanamkan sejak dini. Namun sekarang ini banyak yang sudah tidak menganggap penting mempelajari budaya lokal. Padahal melalui pembelajaran budaya, kita dapat mengetahui pentingnya budaya lokal dalam membangun budaya bangsa serta bagaiman cara mengadaptasi budaya lokal di tengan perkembangan zaman.
b.    Peluang
    Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya

Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.
    Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan
Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.
    Kemajuan pariwisata
Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin terjadi.
c.    Tantangan
    Perubahan lingkungan alam dan fisik
Perubahan lingkungan alam dan fisik menjadi tantangan tersendiri bagi suatu negara untuk mempertahankan budaya lokalnya. Karena seiring perubahan lingkungan alam dan fisik, pola piker serta pola hidup masyakrkat juga ikt berubah
    Kemajuan Teknologi
Meskipun dipandang banyak memberikan banyak manfaat, kemajuan teknologi ternyata menjadi salah satu factor yang menyebabkan ditinggalkannya budaya lokal. Misalnya, sistem sasi (sistem asli masyarakat dalam mengelola sumber daya kelautan/daratan) dikawasan Maluku dan Irian Jaya. Sistem sasi mengatur tata cara sertamusim penangkapan iakn di wilayah adatnya, namun hal ini mulai tidak di lupakan oleh masyarakatnya.
    Masuknya Budaya Asing
Masuknya budaya asing menjadi tantangan tersendiri agar budaya lokal tetap terjaga. Dalam hal ini, peran budaya lokal diperlukan sebagai penyeimbang di tengah perkembangan zaman. Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya tersingkirkan. Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa.

Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia.
Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga.
Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia.
Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial.
Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas.

Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”.
Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung.
Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita.
Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.


KESIMPULAN
    Kebudayaan didefinisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamanya, serta menjadi landasan bagi tingkah-lakunya.
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat oleh seseorang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi sosial, ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan pelajar. jadi kita sebagai warga negara Indonesia harus melestarikan kebudayaan nasional yang ada di indonesia jangan terpengaruh oleh kebudayaan dari luar.
Budaya daerah merupakan faktor utama berdirinya sebuah kebudayaan nasional, maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya nasional. Karena itulah, kita semua sebagai warga negara yang baik mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara serta melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa atau ciri dari suatu negara.

Sumber : http://innasyakusumadewi.blogspot.com/2012/03/makalah-kelompok-kebudayaan-nasional.html
Sumber : http://nisabumkhairun.blogspot.com/2013/10/makalah-kebudayaan-indonesia.htmlSumber : http://innasyakusumadewi.blogspot.com/2012/03/makalah-kelompok-kebudayaan-nasional.html
Sumber : http://nisabumkhairun.blogspot.com/2013/10/makalah-kebudayaan-indonesia.html

Selasa, 12 Mei 2015

PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN INDONESIA DI ERA GLOBALISASI



Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.
Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir.
Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi, sampai penjual iklan.
Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.
Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang.
Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk global.
 Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.
                                                         
   
A.    Globalisasi dan Budaya Indonesia
Kebudayaan Indonesia dari zaman dahulu selalu mengalami perubahan, perubahan yang terjadi karena faktor masyarakat yang memang menginginkan perubahan kebudayaan dan perubahan kebudayaan yang terjadi sangat pesat yaitu karena masuknya unsur-unsur globalisasi ke dalam kebudayaan Indonesia.
Unsur globalisasi juga masuk ke dalam kebudayaan lokal, kebudayaan nasional, dan juga kebudayaan global, karena masuknya unsur-unsur tersebut maka ada upaya dalam melestarikan dan upaya pemanfaatan kebudayaan di Indonesia serta pemanfaatan dari kebudayaan-kebudayaan yang ada.
Disamping itu juga penanganan terhadap dampak era globalisasi yang membawa dampak positif maupun dampak negatif. Pola hidup masyarakat masa kini dengan masa dahulu sangatlah berbeda hal ini juga dikarenakan akibat globalisasi. Selain itu dampak karena globalisasi yaitu berkembagnya teknologi-teknologi canggih yang sangat membantu manusia namun juga dapat merusak mental dan moral generasi muda, oleh karena itu semua unsur globalisasi perlu dikaji terlebih dahulu sebelum menerapkan unsur tersebut.

B.    Kebudayaan Global yang Masuk ke Indonesia
        Pada saat kebudayaan lokal berkembang menjadi bagian dari kebudayaan nasional, kebudayaan global muncul dengan sangat pesatnya. Kebudayaan global dengan mudah dapat langsung disaksikan dan dinikmati oleh masyarakat sehingga hal ini dalam waktu dekat dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat, pengaruh kebudayaan global tersebut dapat berdampak positif dapat juga berdampak negatif.
        Kebudayaan global yang memberi dampak positif misalnya kemajuan teknologi yang canggih sehingga memberikan kemudahan bagi manusia dalam berkomunikasi dengan orang lain tanpa mengenal waktu dan tempat, selain itu juga manfaat kemudahan yang sering kita gunakan dan nikmati setiap hari. Namun selain dampak positif ada juga dampak negatif yang berhubungan dengan fenomena sosial budaya antara lain seperti rusaknya lingkungan akibat dari kemajuan teknologi sehingga digunakan dalam eksploitasi sumberdaya alam dalam jumlah yang besar dan hal ini sangat merugikan masyarakat, terutama masyarakat yang masih gagap teknologi.
    Perbedaan pola dan kebiasaan masyarakat desa dan masyarakat kota adalah adanya hedonisme atau keinginan untuk menguasai hal-hal yang berbau dunia dankonsumerisme terutama di kota-kotabesar yang sering terjadi perselisihan antara mereka yang kaya dengan yang tidak kaya sehingga hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial dalam masyarakat. Pembangunan ekonomi yang hanya untuk mengejar eksistensidiri. Bahkan masyarakat merasa gengsi dengan kebudayaan-kebudayaan tradisional daerah, terutama masyarakat yang hidup dan tinggal di kota. Mereka mengaggap hal tersebut adalah sesuatu yang tidak model untuk diikuti bahkan dianggap sebagai kebudayaan yang primitif..
    Karena dalam budaya global ada 2 macam sisi yang ditawarkan yaitu sisi positif dan sisi negatif, maka dalam menerima unsur kebudayaan tersebut harus benar-benar pintar dalam mengkajinya, memilah milih dampak mana yang membawa sisi positif, dengan demikian masyarakat Indonesia akan tetap dapat menjaga kebudayaan bangsa.
C.    Globalisasi Memperkenalkan Nilai Baru dalam Lingkungan Tradisi
    Masuknya zaman era globalisasi dalam konteks budaya dalam tradisi di Indonesia telah memperkenalkan nilai-nilai baru, nilai-nilai baru tersebut dapat mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, lingkungan sosial maupun lingkungan tradisi.
Nilai dan unsur-unsur baru tersebut memberikan perubahan yang sangat signifikan terhadap adat dan tradisi.
    Seperti contoh dalam kehidupan sehari-sehari tata cara berpakaian ornag Indonesia meniru cara berpakaian orang-orang barat, bahasa yang dipelajari juga bahasa asing hal ini karena ada sebagian orang yang beranggapan bahwa belajar bahasa asing lebih keren dibanding mempelajari bahasa daerah yang dianggapnya sudah ketinggalan zaman dan gengsi.
    Hal ini mengakibatkan kurangnya pengetahuan generasi baru terhadap bahasa daerahnya bahkan tidak sedikit orang-orang yang saat ini banyak yang tidak bisa menggunakan bahasa daerah, seperti bahasa jawa, saat ini jarang sekali orang-orang muda yang menggunakan bahasa jawa halus apabila berbicara dengan orang yang lebih tua, hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan mengenai bahasa jawa halus yang dikuasainya, selain itu tari-tarian daerahpun saat ini cenderung diabaikan karena menurunnya kemauan generasi muda untuk ikut serta dalam melestarikannya dan hal ini dikarenakan bagi generasi muda tari-tarian tradisional tersebut sangatlah tidak trend untuk zaman sekarang sehingga mereka lebih memilih dan menyukai tari modern.
    Hal-hal seperti ini yang apabila tidak secepat mungkin diatasi maka semua kebudayaan yang ada akan luntur serta tidak ada pelestarian dan pengelolaan apabila tidak ada orang yang sadar akan pentingnya kebudayaan bangsa kita.

D.    Dampak Globalisasi Terhadap Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
    Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang berbeda-beda, kebudayaan adat dan tradisi merupakan hal yang menjadi ciri khas dari daerahnya masing-masing, dan hal ini mencakup aturan hidup bersama dalam masyarakat, sebagai dasar dalam pergaulan, dan yang paling penting adalah bagaimana kita dapat mempertahankan nilai kebudayaan di tengah pengaruh globalisasi.
    Pada zaman nenek moyang, Indonesia terkenal dengan masyarakat yang saling tolong menolongnya tinggi, menghormati sesama, sopan santun yang dijunjung tinggi seperti apabila seorang anak muda atau yang lebih muda berbicara dengan orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang halus dan dengan penuh kesopanan selain itu negara Indonesia terkenal dengan keramahan orang-orangnya, namun untuk sekarang ini semua keadaan dan kondisi ini sangatlah berubah secara signifikan.
    Perubahan ini terjadi dalam konteks yang sederhana maupun dalam konteks yang sangat kompleks, contoh yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cara berpakaian, cara berpakaian yang dulunya sopan, tertutup dan tidak glamor namun keadaan sekarang telah berbeda.
    Tidak sedikit dari para generasi muda yang saat ini berpakaian lebih terbuka, kurang sesuai dengan keadaan dan situasi, glamor dan berlebih-lebihan, dimulai dari keadaan yang sederhana ini kemudian ke dalam hal yang kompleks dengan meniru kebudayaan barat  contohnya yaitu kebudayaan seks bebas yang saat ini telah menjadi sesuatu yang biasa, hedonisme, kebiasaan orang-orang untuk hidup hura-hura, minum-minuman keras yang merajalela, pemakaian narkoba, degradasi moral dan mental yang sangat menurun serta efek kemajuan teknologi yang sangat canggih juga mempengaruhi moral masyarakat dari anak kecil sampai orang tua sekalipun.
    Memang kemajuan teknologi yang canggih telah memberikan kemudahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, namun disamping itu hal ini juga  memiliki sisi negatif yang sangat fatal contohnya dengan mudahnya mengakses informasi menggunakan internet dapat di salah gunakan untuk mengakses hal-hal yang negatif seperti pornografi, pornoaksi yang hal ini sangat merusak kepribadian moral apalagi kalau yang mengakses adalah anak-anak, akan sangat berdampak buruk kepada calon-calon generasi penerus bangsa. Selain itu melalui televisi juga dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap semua lapisan masyarakat, baik pengaruh negatif maupun pengaruh positif.
Apalagi televisi menjadi sesuatu yang mengglobal dalam kehidupan sehari-hari dan hal ini dapat disaksikan oleh semua kalangan secara langsung sehingga dampak yang terjadipun akan cepat menyebar, untuk saat ini mengglobalnya institusi-institusi televisi bersamaan dengan peredaran global yang terjadi seperti adanya iklan, promosi. Selain itu akibat globalisasi jaringan-jaringan televisi banyak yang menayangkan dari jaringan asing, hal ini akan sangat memberi pengaruh terhadap perkembangan kebudayaan.
Namun sebesar apapun dampak globalisasi tergantung pada bagaimana masyarakat dalam menerima dampak tersebut, apabila unsur dan nilai yang masuk diterima begitu saja tentunya hal ini tidak ada penyaringan dan akan melunturkan nilai-nilai budaya asli, namun apabila dampak globalisaisi ini sebelum menerima untuk diterapakan terlebih dahulu disaring dengan berdasarkan nilai-nilai pancasila maka akan membawa sisi positif yaitu akan berkembangya nilai budaya yang kemudian akan membuat kebudayaan menjadi sesuatu yang lebih bervariasi selain itu akan menambah wawasan dalam berfikir untuk pengembangan kebudayaan.
E.    Melestarikan Kebudayaan dan Pemanfaatan Warisan Budaya
    Wujud warisan kebudayaan dapat meliputi warisan fisik maupun warisan nonfisik, warisan tersebut pada dasarnya memiliki ciri yang khas untuk daerahnya masing-masing. Oleh karena itu setiap warisan kebudayaan perlu untuk dilestarikan dan dimanfaatkan supaya warisan kebudayaan tersebut tetap terjaga.
    Melestraikan kebudayaan berarti secara tidak langsung telah membenahi masyarakat bangsa Indonesia karena dalam kehidupan bermasyarakat kebudayaan merupakan sesuatu yang kompleks tidak berjalan dengan sendirinya melainkan melibatkan semua anggota masyarakat, dengan demikian semakin kuat kebudayaan dalam suatu masyarakat maka keharmonisan dan kedamaian akan tercapai dalam lingkungan masyarakat tersebut, contohnya dalam masyarakat masih dipelihara sistem budaya gotong royong dan apabila budaya ini tetap terjaga maka dalam masyarakat akan terjalin keselarasan dan tidak adanya kesenjangan dan kecemburuan sosial.
    Dalam upaya melestarikan kebudayaan pastinya ada komponen yang menjadi pelaksana, komponen pelaksana tersebut dapat meliputi masyarakat. Kebudayaan merupakan hal yang mendasar bagi masyarakat sehingga diharapkan semua lapisan masyarakat dapat berpartisipasi, selain masyarakat ada juga pemerintah yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan, selain itu para pendidik, politisi, wartawan juga harus berpartisipasi dengan cara berperan sesuai dengan perannya masing-masing.
    Seperti contoh seorang guru harus dapat mendidik siswanya untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap kebudayaan bangsa. Dengan cara ini apabila rasa kepedulian sudah tertanam di jiwa-jiwa generasi penerus bangsa maka untuk kedepan kebudayaan akan terjaga dan akan terbenahi. Apabila semua lapisan masyarakat sudah menerapkan kepedulian dan kesadaran terhadap kebudayaan bangsa, maka diharapkan kebudayaan akan dijaga dan dilestarikan dengan baik.
    Selain adanya komponen yang menjadi pelaksana juga ada tindakan yang dilaksanakan, dalam tindakan pelestarian hal yang dapat dilaksanakan adalah harus mengetahui terlebih dahulu kebudayaan-kebudayaan yang dimiliki, baik itu kebudayaan yang menjadi adat istiadat dan tradisi maupun kebudayaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu menerima nilai-nilai kebudayaan akibat globalisasi dengan terbuka akan tetapi bukan berarti langsung menerima nilai-nilai tersebut dan menerapkannya dalam kebudayaan, melainkan terlebih dahulu menyaringnya mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk.
F.    Tindakan yang Mendorong Timbulnya Globalisasi Kebudayaan dan Cara Mengatasi Adanya Globalisasi Pada Kebudayaan di Indonesia.
Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan suatu perkembangan kebudayaan. Jennifer Lindsay (1995) dalam bukunya yang berjudul ‘Cultural Policy And The Performing Arts In South-East Asia’, mengungkapkan kebijakan kultural di Asia Tenggara saat ini secara efektif mengubah dan merusak seni-seni pertunjukan tradisional, baik melalui campur tangan, penanganan yang berlebihan, kebijakan-kebijakan tanpa arah, dan tidak ada perhatian yang diberikan pemerintah kepada kebijakan kultural atau konteks kultural.
Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan. Dalam kondisi seperti ini arti dari kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi.
Melihat kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan simbol-simbol pembangunan. Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan.
Dengan demikian, kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model-model pembangunan yang cenderung lebih modern dan rasional. Sebagai contoh dari permasalahan ini dapat kita lihat, misalnya kesenian asli daerah Betawi yaitu, tari cokek, tari lenong, dan sebagainya sudah diatur dan disesuaikan oleh aparat pemerintah untuk memenuhi tuntutan dan tujuan kebijakan-kebijakan politik pemerintah.
 Aparat pemerintah di sini turut mengatur secara normatif, sehingga kesenian Betawi tersebut tidak lagi terlihat keasliannya dan cenderung dapat membosankan. Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya.
Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.
Globalisasi informasi dan budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu yang tak dapat dielakkan. Kita harus beradaptasi dengannya karena banyak manfaat yang bisa diperoleh. Harus diakui bahwa teknologi komunikasi sebagai salah produk dari modernisasi bermanfaat besar bagi terciptanya dialog dan demokratisasi budaya secara masal dan merata. Globalisasi mempunyai dampak yang besar terhadap budaya. Kontak budaya melalui media massa menyadarkan dan memberikan informasi tentang keberadaan nilai-nilai budaya lain yang berbeda dari yang dimiliki dan dikenal selama ini.
Kontak budaya ini memberikan masukan yang penting bagi perubahan-perubahan dan pengembangan-pengembangan nilai-nilai dan persepsi dikalangan masyarakat yang terlibat dalam proses ini. Kesenian bangsa Indonesia yang memiliki kekuatan etnis dari berbagai macam daerah juga tidak dapat lepas dari pengaruh kontak budaya ini. Sehingga untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap perubahan-perubahan diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap bercirikan kekuatan lokal atau etnis. Globalisasi budaya yang begitu pesat harus diantisipasi dengan memperkuat identitas kebudayaan nasional. Berbagai kesenian tradisional yang sesungguhnya menjadi aset kekayaan kebudayaan nasional jangan sampai hanya menjadi alat atau slogan para pemegang kebijaksanaan, khususnya pemerintah, dalam rangka keperluan turisme, politik dsb. Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.
Akibatnya, kesenian tradisional tersebut bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat. Dengan demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat. Karena pada era teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun selera.
Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil adalah, bahwa kebudayaan selalu mengalami perubahan dalam setiap saat dan perubahan ini tidak lepas dari peran masyarakat kita yang memegang kebudyaan tersebut. Sealin itu adanya perubahan juga karena masuknya unsur-unsur budaya luar atau budaya barat akibat dari arus globalisasi, unsur-unsur budaya yang sangat mempengaruhi terhadap kebudayaan yang sudah ada baik positif maupun negatif.
Seharusnya kita dapat menyadari bahwa arus globalisasi harus ditanggapi dengan serius, harus ada penyaringan dalam memilih dan menerapkan unsur tersebut. Efek arus globalisasi salah satunya adalah terhadap perkembangan kebudayaan, baik kebudayaan yang bersifat individu, kelompok dan masyarakat. Hal ini menyebabkan kebudayaan kita dilupakan dan masyarakat pun mulai mengikuti kebudayaan barat. Budaya barat itu terkenal dengan gaya hidup, gaya berpakaian ataupun pergaulannya yang bebas. Jadi banyak dari masyarakat kita yang terjerumus oleh hal-hal yang seperti itu.
    Hal ini harus diperbaiki sehingga tidak berkelanjutan, oleh karena itu masyarakat kita justru dituntut untuk berperan penting terhadap perubahan yang akan terjadi, bagaimana kebudayaan akan dibenahi dan dijaga, kembali ke diri kita masing-masing. Suatu perubahan akan mejadi lebih baik dengan kebudayaan daerah yang merupakan kekayaan yang perlu dibanggakan. Masyarakat Indonesia harus lebih mensosialisasikan budaya yang ada di negara kita sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : http://www.isomwebs.net/2012/02/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-  kebudayaan/
Sumber : http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/perkembangan-kebudayaan-di-era.html
Sumber : http://www.slideshare.net/rizharomanza/pengaruh-globalisasi-terhadap-kebudayaan-nasional-slides-17209581

Jumat, 02 Januari 2015

Review Figma Miku Good Smile Racing 2013

Miku Racing Kembali ke dunia figure Good Smile Company dengan kualitas lebih memikat dari versi 2013 sebelumnya. Sebetulnya figma miku ini pernah di rilis pada tahun sebelumnya, tapi versi ini lebih berbeda. Versi ini adalah versi pembalapnya bukan maskotnya.

Dari penampilannya juga lebih menarik, dari bagian kostumnya dengan tank top dan jacket yang di ikat di pinggang sangat menraik untuk menemani koleksi figma anda di rumah, dan artikulasinya lebih leluasa.

Produk Detailnya
Product Name
figma Racing Miku 2013: EV MIRAI ver. (ふぃぐま れーしんぐみく2013 いーぶい みらい ver.)
Series
Racing Miku
Manufacturer
Max Factory
Category
figma
Price
¥4,444 (Before Tax)
Release Date
2014/12
Specifications
Painted ABS & ATBC-PVC non-scale articulated figure with stand included. Approximately 130mm in height
Sculptor
Max Factory (Seki)
Cooperation
Masaki Apsy
Released by
Max Factory
Distributed by
Good Smile Company

Ini penampakan figmanya :